Minggu, 15 Maret 2015
TUTORIAL MAKE UP PANTOMIM UNTUK PEMULA
Beberapa waktu yang lalu, saat saya mendampingi anak-anak untuk mengikuti lomba pantomim, terdengar sapaan seorang ibu guru. Sayapun membalas sapaan beliau, dan lama kelamaan ibu guru tersebut menanyakan make up anak-anak saya kenapa bisa halus begitu? Karena menurut pengakuan ibu guru tersebut, beliau mendandani anak-anaknya menggunakan masker. Dalam hati saya menahan tawa dan menahan perkataan (Ya iyalah bu, masker kalo kering kan jadi retak-retak.. hadeeeh). Akhirnya saya jawab saja, saya pakai "Body Painting" sambil saya perlihatkan barangnya. Pada dasarnya, make up pantomim mudah mudah saja. Hanya butuh body painting agar hasil polesan halus. Jadi, bukan hanya sekedar make up putih, jadi bisa pakai masker... Bwahahahaha.... Sebenarnya saya tidak mahir-mahir betul sih. Hanya saya terinspirasi dari pertunjukan teater yang saya tonton sebelumnya, mereka menggunakan Body Painting sebagai aksen efek. Masalahnya, sekolah kami terbentur pembiayaan. Jadi, saya harus mencari alternatif untuk membuat alis dan bibir. Setelah saya mendapat body painting warna putih, saya mulai eksperimen pada diri saya sendiri. Daaaaaannn ternyataaaaaa yeay body painting ini bisa di tumpuk dengan pensil alis dan lipstick biasa..... Jadi, inilah bahan yang saya siapkan :
1. Body Painting warna putih
2. Pensil alis warna hitam
3. Lipstick warna merah yang warnanya gonjreng
4. Tisu dan cotton buds untuk merapikan hasil riasan
Caranya, tinggal aplikasikan saja body painting ke seluruh bagian wajah, kemudian buat alis menggunakan pensil alis, dan buat buat bibir dengan lipstick. Di sini, saya membuat bibirnya seperti tokoh jeng kellin. Tapi karena efek blitz kamera, warna lipsticknya malah tidak terlihat. Haddoh
Eitsss ada cara lain kok selain body painting. tapi, saya tidak menjamin apakah bisa tahan dengan keringat. Saya hampir mencoba menggunakan cara ini, tapi takut kalau terkena keringat malah jadi cemong. Xixixixixixi
Cara make up kedua ini seperti make up para Geisha yang ada di jepang sana. Sama sederhananya, yang dibutuhkan hanya :
1. Foundation cair/padat warna putih
2. Bedak tabur putih (saya sarankan bedak bayi)
3. Pensil Alis
4. Lipstick
5. Brush atau spons (untuk menempelkan foundation dan bedak)
Semua pilihan ada di tangan anda. Mau pilih Body Painting, atau dandanan ala Geisha jepang....
Semoga bermanfaat..... suwun....
Sabtu, 14 Maret 2015
PUISI TEMA BUDAYA SETEMPAT
Masih dalam rangka mengikuti lomba FLS2N, selain pantomim saya juga di daulat melatih lomba cipta karya puisi untuk anak-anak di SD 3 Samirejo. Sebagai guru baru yang belum begitu berpengalaman, saya berusaha membuat puisi yang sangat amat sederhana dengan harapan anak-anak mudah memahami untuk selanjutnya dapat dihayati. Puisi dengan tema budaya setempat ini saya ambil menara kudus, tempat domisili saya. Semoga dapat membantu....
Menara Kudus
Bukti sejarah kota kecil ini
Sebuah bangunan bukti perjuangan Sang Sunan
Dalam mengemban misi
Memperbaiki budi pekerti dan akhlaq diri
Bangunan kokoh nan menjulang tinggi
Bukti bahwa kami adalah negara berbudi
Negara yang satu dalam beda
Tergambar dari bentuk bangunan megah ini
Betapa Sang Sunan telah memberi contoh nyata
Bahwa beda bukanlah halangan
Dalam mengajarkan agama Islam
Di bumi Nagari Carta Bhakti
Kudus, kota kecil yang makmur dan berbakti
Lewat bangunan menara tua
Warga kudus tetap satu dalam beda
Lewat bangunan menara tua
Sang Sunan menyatukan budaya dan tradisi
SINOPSIS PANTOMIM "DEMI SAHABAT"
Baru-baru ini saya di daulat untuk melatih anak-anak dalam berpantomim di pangkalan kerja saya, SD 3 Samirejo. Jujur saja pantomim adalah hal baru bagi saya. Pada mulanya saya sangat bingung tema apa yang harus saya buat, karena waktu pementasan hanya 5 menit. Jadilah saya membuat ide cerita yang begitu sederhana tentang makna dari sebuah persahabatan yang indah. Berikut bisa saya share untuk kawan-kawan yang siapa tau juga bernasib sama seperti saya.
Berikut adalah sinopsis yang dapat saya berikan. Semoga bermanfaat.....
“DEMI SAHABAT”
Pada suatu pagi yang cerah, jam
berdering dengan kencangnya sehingga membangunkan Ashraf dari alam mimpinya
untuk segera berangkat sekolah. Dengan masih sangat mengantuk, Ashraf menuju
kamar mandi. Dari dalam kamar mandi terdengar suara siulan yang merdu sekali. Selesai
mandi, kini Ashraf sudah merasa lebih segar. Ashraf menuju kamar untuk ganti
baju. Karena badannya kecil dan seragam sekolahnya tergantung di atas, diapun
meraihnya dengan ancang-ancang melompat dan hap... Ashraf mengenakan baju,
celana, kaos kaki, dan sepatu. Tak lupa memilah milah buku pelajaran yang akan
dia bawa. Setelah semua selesai, Ashraf sarapan pagi dengan begitu lahap.
Setelah
semua beres, mandi, ganti baju, menata buku, sarapan, kini saatnya Ashraf
menanti sahabat baiknya yang bernama Gilang. “Biasanya jam segini si Gilang
sudah sampai sini. Tapi di mana ya dia?” begitu kata Ashraf dalam hati. Sambil
terus memperhatikan jam tangan, menit demi menit berlalu, hingga kini Ashraf
mulai merasa lelah dan mengantuk. Hingga akhirnya bunyi bell yang sudah dia
hafalpun berbunyi. “kring....kring...” rupanya Gilang sudah datang. Kini Ashraf
sudah semangat lagi untuk berangkat bersama Gilang, sahabatnya.
Mereka
berdua mengayuh sepeda dengan riang gembira, canda tawa menghiasi perjalanan
mereka. Tapi, di tengah perjalanan tiba-tiba terdengar suara seperti ada
sesuatu yang terlepas, daan... Brakk Gilang terjatuh dari sepeda. Gilang
menangis karena badannya sakit karena jatuh, dan seragamnya kotor yang artinya
dia malu berangkat sekolah dengan seragam kotor. Melihat sahabatnya menangis,
dengan sigap Ashraf menolong sahabatnya. Dia bersihkan sisa-sisa tanah yang
menempel di seragam Gilang, dia membujuk sahabatnya untuk mau berangkat sekolah.
Namun Gilang masih sedih karena sepedanya rusak. Ashrafpun menawarkan tumpangan
kepada sahabatnya itu. Namun Gilang menolak, karena merasa Ashraf terlalu kecil
untuk memboncengkannya.
Akhirnya,
Gilang memboncengkan Ashraf, dan merekapun melanjutkan kembali perjalanan
menuju sekolah. Dengan riang mereka menuju sekolah hingga tanpa sadar mereka
sudah sampai di sekolah. Rasa gembirapun terpancar dari dua bersahabat ini.
Gembira karena sampai sekolah tepat waktu, gembira karena bertemu teman-teman,
gembira karena akan mendapat ilmu baru.
Persahabatan
yang bagai kepompong, mengubah sesuatu yang buruk menjadi lebih indah.
Memaklumi dalam berbagai keadaan dan perbedaan. Persahabatan yang tanpa harus
berbagi kemewahan, tapi selalu ada kapanpun kita butuhkan. Indahnya
persahabatan...
Langganan:
Postingan (Atom)