Baru-baru ini saya di daulat untuk melatih anak-anak dalam berpantomim di pangkalan kerja saya, SD 3 Samirejo. Jujur saja pantomim adalah hal baru bagi saya. Pada mulanya saya sangat bingung tema apa yang harus saya buat, karena waktu pementasan hanya 5 menit. Jadilah saya membuat ide cerita yang begitu sederhana tentang makna dari sebuah persahabatan yang indah. Berikut bisa saya share untuk kawan-kawan yang siapa tau juga bernasib sama seperti saya.
Berikut adalah sinopsis yang dapat saya berikan. Semoga bermanfaat.....
“DEMI SAHABAT”
Pada suatu pagi yang cerah, jam
berdering dengan kencangnya sehingga membangunkan Ashraf dari alam mimpinya
untuk segera berangkat sekolah. Dengan masih sangat mengantuk, Ashraf menuju
kamar mandi. Dari dalam kamar mandi terdengar suara siulan yang merdu sekali. Selesai
mandi, kini Ashraf sudah merasa lebih segar. Ashraf menuju kamar untuk ganti
baju. Karena badannya kecil dan seragam sekolahnya tergantung di atas, diapun
meraihnya dengan ancang-ancang melompat dan hap... Ashraf mengenakan baju,
celana, kaos kaki, dan sepatu. Tak lupa memilah milah buku pelajaran yang akan
dia bawa. Setelah semua selesai, Ashraf sarapan pagi dengan begitu lahap.
Setelah
semua beres, mandi, ganti baju, menata buku, sarapan, kini saatnya Ashraf
menanti sahabat baiknya yang bernama Gilang. “Biasanya jam segini si Gilang
sudah sampai sini. Tapi di mana ya dia?” begitu kata Ashraf dalam hati. Sambil
terus memperhatikan jam tangan, menit demi menit berlalu, hingga kini Ashraf
mulai merasa lelah dan mengantuk. Hingga akhirnya bunyi bell yang sudah dia
hafalpun berbunyi. “kring....kring...” rupanya Gilang sudah datang. Kini Ashraf
sudah semangat lagi untuk berangkat bersama Gilang, sahabatnya.
Mereka
berdua mengayuh sepeda dengan riang gembira, canda tawa menghiasi perjalanan
mereka. Tapi, di tengah perjalanan tiba-tiba terdengar suara seperti ada
sesuatu yang terlepas, daan... Brakk Gilang terjatuh dari sepeda. Gilang
menangis karena badannya sakit karena jatuh, dan seragamnya kotor yang artinya
dia malu berangkat sekolah dengan seragam kotor. Melihat sahabatnya menangis,
dengan sigap Ashraf menolong sahabatnya. Dia bersihkan sisa-sisa tanah yang
menempel di seragam Gilang, dia membujuk sahabatnya untuk mau berangkat sekolah.
Namun Gilang masih sedih karena sepedanya rusak. Ashrafpun menawarkan tumpangan
kepada sahabatnya itu. Namun Gilang menolak, karena merasa Ashraf terlalu kecil
untuk memboncengkannya.
Akhirnya,
Gilang memboncengkan Ashraf, dan merekapun melanjutkan kembali perjalanan
menuju sekolah. Dengan riang mereka menuju sekolah hingga tanpa sadar mereka
sudah sampai di sekolah. Rasa gembirapun terpancar dari dua bersahabat ini.
Gembira karena sampai sekolah tepat waktu, gembira karena bertemu teman-teman,
gembira karena akan mendapat ilmu baru.
Persahabatan
yang bagai kepompong, mengubah sesuatu yang buruk menjadi lebih indah.
Memaklumi dalam berbagai keadaan dan perbedaan. Persahabatan yang tanpa harus
berbagi kemewahan, tapi selalu ada kapanpun kita butuhkan. Indahnya
persahabatan...